Berita Terkini

673

Election Futsal Club Repotkan Tim Futsal RSUD Soewondo-B

28 Aug 2015 |By kpukabpati PATI-Election Futsal Club (EFC) KPU Pati sempat merepotkan pertahanan Tim Futsal RSUD Soewondo-B dalam turnamen futsal yang diselenggarakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, demikian pernyataan official EFC KPU Pati, Supriyanto, SH usai pertandingan, Kamis (27/08/2015) di Lapangan Futsal Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kab Pati. “Pada pertandingan pertama kami mendapat undian lawan yg cukup berat (Tim Futsal RSUD Soewondo-B/ red), tapi teman-teman EFC tak gentar dan telah menunjukkan permainan terbaiknya”, jelasnya. Turnamen futsal yang diikuti oleh kantor/dinas/instansi di Kabupaten Pati, dilaksanakan selama 3 (tiga) hari terhitung mulai 27 s.d 29 Agustus 2015. EFC KPU Pati merupakan satu-satunya tim futsal dari Instansi Vertikal. Turnamen futsal yg diselenggarakan untuk memeriahkan HUT RI ke-70 itu, mempunyai arti yg berbeda bagi EFC KPU Pati. “Tujuan kami mengikuti turnamen ini adalah untuk kebersamaan, mewujudkan team work yang solid antara Komisioner dan Sekretariat KPU Pati”, lanjutnya. Selain itu, kami juga ingin mewujudkan, mensana incorpore sano, dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang sehat pula. Official yang juga Anggota KPU Pati ini menambahkan, pemain EFC KPU Pati terdiri dari Komisioner dan Sekretariat KPU Pati. “Kami tidak ingin ada jarak antara komisioner dan sekretariat, melalui EFC ini kita tumbuhkan rasa kebersamaan, hasil pertandingan itu nomor yg kesekian” jelasnya. Sementara itu dari jalannya pertandingan, pada menit-menit awal, EFC sempat memimpin melalui tandukan kepala, Qurniawan Adi Utomo, SH. Berawal dari tendangan sudut umpan matang Prasetya Adi Nugroho, diselesaikan manis dengan tandukan keras ke sudut kanan atas, dan Goooaaall, score 1-0 untuk EFC. Selanjutnya serangan silih berganti mewarnai pertandingan, yang dipertontonkan oleh kedua tim. Score sama kuat 1-1 menutup babak pertama. Dibabak kedua, faktor fisik pemain EFC mulai menurun, serangan silih berganti dari kedua tim memaksa mereka untuk naik turun dan menguras tenaga. Apalagi tim yang mereka hadapi terdiri dari pemain yang secara usia jauh lebih muda dibandingkan pemain EFC. Terbukti 3 (tiga) goal yang dilesakkan Tim Futsal RSUD Soewondo-B berawal dari proses pergantian pemain, pemain yg minta diganti karena kelelahan sudah hilang konsentrasi sehingga tidak memperhatikan serangan yg datang.  Berakibat fatal karena pemain yg baru masuk, tak sempat menutup serangan dan berakibat gawang EFC bobol. Himawan Setya Ardi, sempat memperkecil ketertinggalan melalui aksi individu melewati dua pemain dan mengakiri dengan tendangan keras kesudut gawang RSUD Soewondo-B, sebelum akhirnya dibalas kembali dengan satu goal dari pemain RSUD Soewondo-B dan menutup score 2 – 5 untuk kemenangan tim futsal RSUD Soewondo-B. (VJ/ KPU Kab Pati).


Selengkapnya
702

KPU PATI Minta Bantuan Media

27 Aug 2015 |By kpukabpati PATI –Regulasi Pilkada yang begitu dinamis, mendorong KPU Pati berkomunikasi dan membangun kerjasama lebih intens dengan media massa. KPU Pati mempunyai tanggungjawab memberikan informasi-informasi, terkait regulasi pilkada. Bantuan dan peran aktif media dalam memberikan informasi kepada masyarakat, diharapkan dapat mengurangi keterbatasan KPU Pati dalam komunikasi publik. Hal itu disampaikan Anggota KPU Pati, Supriyanto, SH disela-sela media visit di Kantor Perwakilan Koran Harian Suara Merdeka Biro Pati, Rabu (26/08/2015). “Ada kebutuhan informasi yang ingin kami (KPU Pati/ red) sampaikan kepada Publik terkait Regulasi Pilkada” jelasnya. Tujuan KPU Pati melakukan media visit salah satunya adalah meminta bantuan media untuk turut serta berperan aktif menginformasikan seluas-luasnya kepada masyarakat, terkait hal-hal baru dalam regulasi pilkada. Beberapa hal baru, dalam regulasi pilkada misalnya, syarat dukungan minimal calon perseorangan semula 3,5% dari jumlah penduduk, menjadi 6,5% dari jumlah penduduk. Berikutnya, tetang fasilitasi kampanye, amanat UU No. 8 Th 2015, bahan kampanye masing-masing calon dalam pilkada sekarang menjadi tanggungjawab KPU dan dibiayai oleh APBD, hal ini berbeda dari pilkada-pilkada sebelumnya yang biasanya pembiayaannya menjadi tanggungjawab masing-masing calon. Belum lagi keamanan TPS, sebanyak 2 (dua) orang masing-masing TPS, jika di pilkada-pilkada sebelumnya menjadi wilayah Kesbangpol & Linmas, untuk pilkada kali ini keamanan TPS masuk dalam bagian penyelenggara pilkada dan ditetapkan dengan keputusan PPS, yang tentunya pembiayaannya juga diusulkan oleh KPU Kabupaten Pati. Beberapa hal diatas, berpengaruh cukup signifikan pada pengajuan anggaran jika dibandingkan dengan pilkada-pilkada yang pernah diselenggarakan oleh KPU Kabupaten Pati sebelumnya. Terkait hal itu, KPU Pati meminta bantuan media massa yang ada di Pati untuk turut serta menginformasikan sejak dini kepada masyarakat luas khususnya masyarakat pati agar tidak terjadi kesalahpahaman. (VJ/ KPU Kab Pati)


Selengkapnya
725

Gandeng Media, Sukseskan PILKADA 2017

25 Aug 2015 | 0 Comments | By kpukabpati PATI – 25 Agustus 2015, Menyongsong Pilkada serentak tahap dua yang akan dilaksanakan pada Februari 2017, KPU Kabupaten Pati gencar melakukan komunikasi dengan berbagai insan media. Hal ini, bertujuan agar penyelenggaraan Pilkada Pati 2017 dapat berjalan dengan lancar dan sukses dengan melibatkan partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya. Demikian disampaikan Anggota KPU Kabupaten Pati, Imbang Setiawan, ST di sela-sela kegiatan media visit di Kantor Koran Harian Jawa Pos Radar Kudus perwakilan Biro Pati, selasa (25/08/2015). “Tidak dapat dipungkiri, bahwa sukses pilkada tidak hanya faktor penyelenggaraan saja, tetapi peran serta stakeholders termasuk kawan-kawan media juga punya andil yang sangat besar”. Lebih lanjut dia menyatakan, dengan pemberitaan yang berimbang dari media massa, diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya. “Hari ini kita (KPU Pati/ red), melakukan kunjungan ke kantor kawan-kawan media, yang pertama ke LPP Suara Pati FM, tadi pagi pukul 10.00 WIB dan pukul 13.00 WIB tadi kita kesini (Kantor Koran Harian Jawa Pos Radar Kudus perwakilan Biro Pati/ red), besuk kita lanjutkan lagi ke media yg lain” jelasnya. Media Visit, akan dilakukan KPU Pati ke seluruh Kantor Media Massa yang ada di Kabupaten Pati, selama 4 hari kerja, diagendakan 2 (dua) hari tiap minggu, selama 2 (dua) minggu.”minggu ini kita ambil hari selasa dan rabu, minggu depan juga begitu” lanjutnya. Kegiatan media visit diikuti oleh Ketua, Anggota KPU Pati dan Pejabat Struktural di jajaran Sekretariat KPU Kabupaten Pati. Sementara itu, Kepala Perwakilan Biro Pati, Jawa Pos Radar Kudus, Sauqi dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada KPU Pati, atas kunjungan ke media yang dipimpinnya dan menyatakan siap berperan aktif menyongsong pilkada 2017, melalui pemberitaan sesuai tupoksinya. Dalam media visit itu, KPU Pati juga memberikan piagam penghargaan kepada media atas partisipasi dan peran sertanya mensukseskan pileg dan pilpres 2014. (VJ/ KPU Kab.Pati)


Selengkapnya
1141

Melawan politik uang tak cukup dengan sosialisasi

18 Aug 2015 |By kpukabpati PATI-Praktek politik uang yang sering terjadi dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) tidak bisa hanya dilawan dengan kegiatan sosialisasi saja. Penyampaian informasi untuk memberikan pemahaman tentang politik uang tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilih. Hal itu disampaikan Imam Adzroi, M.Si, dari Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah (STAIMAFA), dalam diskusi pemaparan hasil research tentang Sikap masyarakat Pati dalam politik uang dan implikasinya terhadap keputusan untuk berpartisipasi dan menentukan preferensi politik. Kegiatan yang diadakan KPU Kabupaten Pati itu diselenggarakan di rumah makan Joyo kusumo Pati. Dalam kesempatan itu Imam Adzroi, M.Si mengungkapkan, perlu gerakan yang lebih dari sekedar sosialisasi norma dan peraturan perundangan untuk melawan praktek politik uang. “Sikap masyarakat Pati terhadap politik uang bukanlah masalah pengetahuan, nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai agama dan kepercayaan akan tidak bolehnya melakukan politik uang dalam bentuk suap pada masa pemilihan untuk mempengaruhi voter dalam memilih,” ujarnya. “Berdasarkan data empiris, faktor kognitif tidak berkorelasi signifikan terhadap keputusan pemilih untuk berpartisipasi atau menentukan pemilihannya. Sikap masyarakat Pati terhadap politik uang bukanlah masalah faktor psikologis dan faktor yang terkait dengan feeling pemilih. Faktor seperti sosok pribadi calon yang akan dipilih, juga tidak berkorelasi dalam keputusan voter untuk berpartisipasi atau menentukan preferensi politik, yang berkorelasi adalah keberadaan uang itu sendiri,” imbuhnya. Dijelaskan, faktor konatif atau niat dan tindakan nyata dari responden ketika dihadapkan pada suap untuk menentukan berpartisipasi dan menentukan pilihan merupakan faktor berkorelasi signifikan. Karena itu untuk mengurangi praktek suap terhadap voter, terang Imam Adzroi, M.Si, bisa dilakukan dengan memperkuat faktor-faktor yang bisa menekan tindakan nyata dari voter untuk menerima suap. “Contohnya seperti mempuat faktor situsional dari lingkungan yang secara bersama-sama menyatakan dalam verbal dan tulisan yang dipasang di publik bahwa lingkungan yang bersangkutan menolak adanya suap,” tegasnya. Diterangkan Imam Adzroi, M.Si, penelitian tersebut mengambil 1.261 orang responden. Sebanyak 670 orang responden atau 53 persen diantaranya adalah laki-laki. Sedangkan responden perempuan sebanyak 591 orang atau 47 persen. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak 238 responden (18,8 persen) adalah lulusan SD atau sederajad, 276 responden (21,8 persen) berpendidikan SMP atau yang sederajad, 558 persen (44,2 persen) berpendidikan SMA atau yang sederajad, 120 responden (9,5 persen) berpendidikan S1, dan 10 responden orang (0,7 persen) berpendidikan S2. Sedangkan satu responden lagi (0,07 persen ) berpendidikan S3. Sementara itu Ketua KPU Pati, Much Nasich, menjelaskan bahwa kegiatan itu dilaksanakan KPU Pati bersama STAIMAFA. “Hasil research ini akan berguna untuk menyusun program dan strategi pendidikan pemilih dalam pemilu yang akan datang di Kabupaten Pati” jelasnya.


Selengkapnya
1033

KPU-Staimafa Teliti Fenomena Politik Uang

07 Jul 2015 |By kpukabpati PATI – Adagium ora uwik ora obos (tidak ada uang tidak mencoblos) yang berkembang dalam setiap hajatan demokrasi di Pati menjadi sorotan dari penyelenggara Pemilu. Pepatah yang menyiratkan pengharapan kompensasi atas sikap politik itu hampir tidak asing bagi masyarakat. Fenomena tersebut menjadi kajian serius KPU Pati. Pihaknya bersama Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Agama Islam Mathali’ul Falah (Staimafa) ingin mengungkap praktik politik uang (money politic) dari berbagai sisi melalui penelitian. Riset berlangsung selama sebulan. Pada awal Juli, hasilnya akan dipaparkan dan dipublikasikan secara luas. Ketua KPU Pati, Much Nasich mengatakan, penelitian seputar politik uang dilakukan lantaran dalam berbagai Pemilu yang digelar, partisipasi pemilih tidak sama. Dalam pelaksanaan Pileg, Pilpres, dan Pilbup, partisipasinya relatif tinggi, tetapi saat Pilgub justru rendah. Jomplangnya partisipasi pemilih dari hajatan demokrasi yang berbeda level itu, memunculkan dugaan dipengaruhi gencar atau tidaknya politik uang. Fenomena tersebut dikuatkan dengan ungkapan ‘’tidak ada uang tidak mencoblos’’yang telah dipahami secara masif. 1.000 Sampel ‘’Penelitian ini sebenarnya menindaklanjuti instruksi KPU Pusat. Hanya, pemilihan objek money politic menjadi pilihan kami di Pati. Tentu di masing-masing daerah berbeda objeknya sesuai kondisi,’’ ujarnya di sela-sela Focus Group Discussion (FGD) Riset Partisipasi Pemilih dalam Pemilu dan Pemilukada di Pati yang berlangsung di Rumah Makan Joyokusumo, kemarin. Selain dipublikasikan, hasil riset menjadi bahan penyusunan program penyelenggara Pemilu ke depan. Khusus hasil penelitian politik uang yang lekat dengan partisipasi pemilih, dimungkinkan menjadi salah satu acuan untuk program sosialisasi dan pendidikan pemilih. Pembantu Ketua I Staimafa, Ahmad Dimyati mengemukakan, kerja sama riset pihaknya dengan KPU merupakan kerja akademis yang menarik. Mengingat, politik uang seakan telah menjadi tradisi dalam setiap hajatan demokrasi di semua level. ‘’Praktik demikian merusak esensi demokrasi. Karenanya perlu diurai akar masalah serta dampaknya,’’katanya. Ketua P3M Staimafa, Sri Naharin menjelaskan, penelitian akan mengambil sampel 1.000 orang. Mereka tersebar di 406 desa/kelurahan di 21 kecamatan. ‘’Kami akan melibatkan 100 mahasiswa sebagai surveyor untuk menjangkau sampel. Pengambilan sampelnya rata di seluruh daerah di Pati,’’tandasnya.


Selengkapnya
944

Sosialisasi UU Pilkada KPU Pati Simulasikan Pencoblosan

05 Jul 2015 |By kpukabpati Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pati menggelar simulasi pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) kepada pelajar, Sabtu pagi (25/4). Simulasi tersebut merupakan bagian dari agenda KPU untuk mensosialisasikan UU No 8/2015 tentang Pemilu Kepala Daera (Pilkada). Simulasi pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) oleh KPU sebagai tindak lanjut regulasi Pilkada yang telah direvisi tersebut, berlangsung di SMA Negeri 1 Pati. Dalam simulasi itu, pelajar yang terlibat memerankan sebagai pemilih, maupun petugas KPPS. Ketua OSIS SMA Negeri 1 Pati, Ilham mengaku, simulasi pencoblosan yang diperagakan, akan menjadi acuan dalam pemilihan Ketua OSIS dengan sistem yang lebih berkualitas. Selain untuk tahu, pelajar yang umumnya masih duduk dibangku kelas XI, dalam satu atau dua tahun mendatang, akan menjadi pemilih dalam Pemilihan Umum.. “Kita sekarang ini baru masuk ke usia 17 tahun. Baru awal punya KTP, dan sebentar lagi akan masuk Daftar Pemilih Tetat (DPT). Dan kita harapkan tahun depan Pilkada, kita sudah ikut nyoblos dan tahu caranya. Bagaimana mencoblos sesuai hati nurani, dan mencoblos dengan sah,” kata Ilham yang Ketua OSIS SMA N 1 Pati. Komisioner KPU Kabupaten Pati bidang sosialisasi, Imbang Setyawan, kepada radio PAS Pati mengungkapan, simulasi pencoblosan Pilkada di TPS yang dilakukannya itu, merupakan sosialisasi terhadap UU No. 8/2015 tentang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada), untuk Gubernur, Bupati/Walikota, kepada para pelajar. “Mereka disini berpraktek secara nyata, nantinya ketika mereka menggunakan suaranya di daerahnya. Karena mereka ini merupakan pemilih pemula, jadi baru pertama kali mereka menggunakan hak pilihnya, sehingga harapannya mereka sudah punya pengalaman untuk menggunkan hak suaranya. Sehingga tidak kebingungan ketika mereka menggunakan dengan baik saat mereka berada di TPS,” jelas Imbang Setyawan. Menyongsong Pilkada serentak 2017 mendatang, KPU Kabupaten Pati akan melakukan hal serupa ke sejumlah SMA di Kabupaten Pati. Bahkan bila ada sekolah lain yang ingin bekerjasama dengan, kaitannya dengan pemilihan Ketua OSIS, KPU Kabupaten Pati siap untuk memberikan pendampingan.


Selengkapnya